Kesan Baik

Kita sendiri yang menggoreskan gambaran tentang diri kita di benak orang lain.

Jika kita menjumpai seseorang di pasar dengan muka yang masam, kemudian menjumpai orang yang sama di warung dengan muka yang masam, dan bahkan berjumpa lagi dengannya di sebuah pesta dengan muka masam, pasti kita menggambarkannya sebagai sosok yang seram atau tidak ramah. Saat melihat foto atau namanya disebut-sebut, akan terlintas di benak kita wajahnya yang selalu masam. Bukankah begitu?!

Sebaliknya, jika kita menjumpai seseorang yang murah senyum (bahasa jawanya sumeh), kemudian menjumpainya juga tersenyum ramah di berbagai kesempatan lain, pasti akan terpahat kuat dalam benak kita wajah yang beseri itu. Ini terhadap orang yang tidak selalu kita jumpai, melainkan sekilas saja. Adapun orang yang sering kita jumpai, seperti ayah, ibu, adek, kakak, sahabat, klien dan tetangga, jelas cara kita berinteraksi dengan mereka tidak terpaku pada satu pola saja. Ya, adakalanya mereka akan melihat kita tersenyum, tetapi lain waktu juga menyaksikan kita marah, bermuka masam, meledak-ledak dan sebagainya. Wajar, karena kita sama-sama manusia

Selanjutnya, kecintaan mereka terhadap kita ditentukan oleh baik buruk perilaku kita terhadap mereka. Bisa dikatakan kecintaan mereka terhadap kita ditentukan oleh kesan yang kita ciptakan untuk mereka.

Ketika kita menciptakan suasana yang indah bersama seseorang , maka ia akan menambah khazanah memorinya dengan kenangan indah tentang kita. Artinya , ia akan membuka hatinya untuk mencintai dan menghargai kita. Selanjutnya, kesan baik terhadap diri kita akan bertambah.

Setiap kali kita menyambut seseorang dengan senyuman akan menambah kesan baik di hatinya, berbeda jika kita berikan sambutan dengan muka masam, cemberut atau datar-datar saja. Setiap hadiah yang kita berikan akan menambah kesan di hatinya, dan setiap basa-basi pun turut menambah kesan di hati orang lain.

Jika kita punya kesan baik di hati seseorang tetapi pada suatu saat kita membuatnya tidak suka, maka sebagian dari kesan baik kita di hatinya akan berkurang. Namun, hal itu tidak akan terlalu berpengaruh mungkin, karena kesan baik terhadap kita masih banyak.

Tetapi, jika seseorang sama sekali tidak punya kesan baik terhadap kita, kemudian kita melakukan sesuatu yang mengurangi kesan baik itu, maka ia akan menilai kurang. Kalau sudah begitu, bisa jadi ia tidak suka kepada kita. Sebab kita sendiri telah menghapus kesan baik orang itu terhadap diri kita.

So, yuuuuk kita ciptakan kesan baik terhadap orang lain, sahabat-sahabat kita, saudara kita, bahkan dengan orang yang baru kita jumpai, meski hanya dengan seulas senyum:). Dengan demikian, insyaAllah persahabatan dan jalinan ukhuwah semakin erat. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk saling menyayangi?:)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

1 komentar:

Alfinna mengatakan...

yank........
ceritamu yang tentang orang sumeh itu jangan - jangan aku yach???
^o^
hehe

gak nyangka, ternyata kau begitu syuka ma akuh...
muachhhhhhhhh