Siapkah aku??

Dalam kehidupan ini ada kepastian dan ketidakpastian. Kita nggak tahu apa yang akan terjadi esok pagi, kita tidak tau bakalan dapat tugas apa, itu contoh gampang dari ketidakpastian hidup. Sesuatu yang paling pasti di antara kepastian adalah kematian. Kematian bukan dijadikan bayangan menakutkan dan membekukan langkah-langkah dalam menempuh hidup ini. Tapi itulah titik kulminatif kehidupan, titik tuju sarat konsekuensi, ketika segala sesuatu yang bersifat materi tak lagi bernilai. Namun, amalan-amalan kitalah yang akan menjadi teman setia dan akan menjadi bekal di yaumul hisab nanti.

Kita hidup, kita punya cita-cita, kita punya obsesi, bahkan ambisi. Bisa saja melambung tinggi, tak terbatas karena sifatnya yang abstrak. Tapi ingat, ada yang memenggalnya. Sebuah garis lurus yang terpenggal oleh komposisi garis berbentuk persegi panjang. ”Rasulullah pernah menggambar seperti ini di tanah dengan ranting. Garis lurus ini menggambarkan hidup kita, cita-cita kita, dan kotak ini adalah kematian yang akan memenggalnya.”

”Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata, Nabi Saw. Membuat gambar empat persegi panjang. Di tengah-tengah, ditarik satu garis sampai ke luar. Kemudian, beliau membuat garis pendek-pendek disebelah garis yang tengah-tengah, seraya bersabda, ”Ini adalah manusia dan empat persegi panjang yang mengelilinginya adalah ajal. Garis yang di luar ini adalah cita-citanya, serta garis yang pendek-pendek adalah hambatan-hambatannya. Apabial dia dapat menghadapi hambatan yang satu, dia akan menghadapi hambatan-hambatan yang lain, dan apabila dia dapat menghadapi hambatan yang lain, dia akan menghadapi hambatan yang lain lagi.”

Ketika seseorang mengingat kematian, di situlah dia baru memulai kehidupan. Saya pribadi, kadang lupa akan hal ini. Karena terlena akan kesenangan duniawi semata, padahal di mata Allah, nilai dunia ini tidak lebih dari sayap seekor nyamuk. Terkadang menjadi sangat bodoh, masih terlalu banyak kemaksiatan-kemaksiatan yang saya lakukan, hingga menggelapkan hati ini, menjeruji nurani, hingga suara beningnya tak terdengar lagi, astaghfirullah!! Ketika seharusnya berlomba-lomba dalam kebaikan, di sibukkan dengan kegiatan hal-hal yang positif, berjuang menegakkan kalimat Allah, kajian, dakwah, tapi diri ini malah tengah larut memperturutkan nafsu dunia. Padahal saya tau, semua yang tengah saya lakukan, akan di mintai pertanggung jawaban kelak. Sekecil zarrah pun akan ada balasannya. Allah, apa hati ini telah terlampau keras, hitam – sehitam jelaga ? Sekian lama air mata ini tak tertumpah dalam indah sujud malamMu, tak mengadu hingga tersedu. Namun kadang mata ini malah sering menangis, menangis karena makhluk-Mu. Stupid fiiii!

Di langit desember ini, berharap akan aku temukan lagi warna indah pelangi di langitku! Alhamdulillah, Syukur padaMu ya Rabb, Engkau masih memberiku nafas dan nikmat hingga 21 tahun usiaku. Begitu banyak nikmat dan anugrah indah dariMu yang sering aku kufuri daripada aku syukuri. CintaMu begitu Luas tak terbatas ya Allah. Aku Mengharap setitik cahayaMu di kegelapan jiwaku....

Syukran Jzk buat semua sahabat-sahabatku, atas doanya, atas nasehatnya di milad kali ini. Ajari aku, tentang hakikat hidup ini,,ingatkan aku, tentang kematian yang kapan saja bisa datang, Gandeng tanganku berjalan menuju kebaikan, Sekali kali marahlah padaku jika aku mulai ’melenceng’ dari jalan ini. Untuk yang selalu mengirim paket doa kebaikan untukku dan mungkin tak pernah lupa meyebut namaku dalam bait-bait doa nya berjuta terima kasihhh, semoga Allah melindungimu, selalu!!

*Siapkah aku menyambut kematian? sedang amal masih terasa sedemikian kurang. Sanggupkah aku menemui Rabb-ku, walau sebenarnya itu yg aku rindu. Sungguh .... aku merasa jalanku terlalu lambat meninggalkan neraka, namun jalanku juga begitu lambat menuju Surga yg Engkau janjikan....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Ada Air Mata Tertahan

"Apabila datang kepadamu seorang laki-laki datang untuk meminang, yang engkau ridho terhadap agama dan akhlaqnya maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau lakukan maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerusakan yang merata di muka bumi." (HR Tarmidzi dan Ahmad)

***

Saya tidak tahu apakah ini merupakan hukum sejarah yang digariskan oleh Allah. Ketika orang mempersulit apa yang dimudahkan Allah, mereka akhirnya benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya. Mereka menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan syar'i dan akhirnya mereka mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat menginginkannya. Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada yang mau serius.

***

Kadangkala lingkaran ketakutan itu berlanjut. Bila di usia dua puluh tahunan menunda pernikahan karena takut dengan ekonominya yang belum mapan, di usia menjelang tiga puluh hingga sampai tiga puluh lima berubah lagi masalahnya. Laki-laki mengalami sindrom kemapanan (meski wanita juga banyak yang demikian, terutama mendekati usia 30). Mereka (laki-laki) menginginkan pendamping dengan kriteria yang sulit dipenuhi. Seperti hukum kategori, semakin banyak kriteria semakin sedikit yang masuk kategori. Begitu pula kriteria tentang jodoh, ketika menetapkan kriteria yang terlalu banyak maka akhirnya bahkan tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita. Sementara wanita yang sudah berusia sektar 35 tahun, masalah nya bukan kriteria tetapi soal apakah ada orang yang mau menikah dengannya. Ketika usia sudah 40-an, ketakutan kaum laki-laki sudah berbeda lagi, kecuali bagi mereka yang tetap terjaga hatinya. Jika sebelumnya banyak kriteria yang dipasang pada usia 40-an muncul ketakutan apakah dapat mendampingi isteri dengan baik. Lebih-lebih ketika usia beranjak 50 tahun, ada ketakutan lain yang mencekam. Yaitu kekhawatiran ketidakmampuan mencari nafkah sementara anak masih kecil. Atau ketika masalah nafkah tak merisaukan khawatir kematian lebih dahulu menjemput sementara anak-anak masih banyak perlu dinasehati. Apabila tak ada iman maka muncul keputusasaan.

***

“Karena tidak ada barometer yang mengukur tingkat kesiapan anda kecuali ALLAH SWT.” Wallahu ‘alam.

( M. Fauzil Adhim)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Mbak, aku cemburu!!

Hari ini menjalani rutinitas seperti biasanya. Selesai kuliah jam 3, sholat ashar di musholla, kemudian meluncur ke tempat les-lesan, yang sudah hampir 2 bulan ini menjadi tempatku mengajar anak-anak. Ruang kecil inilah yang mengajariku banyak hal. Tawa, canda, jeritan, dan celotehan mewarnai hariku bersama mereka. Yah, aku menjadi tentor di tempat les-lesan kepunyaan guru SMA ku. Kebetulan aku megang kelas anak-anak SD disini. Bisa di bayangin lah, seperti apa tingkah anak-anak SD kelas 3,4 dan 5. Byuuuhh,, bandel-bandel bangeet!

***

Bener-bener nglatih kesabaran deh disini. Tapi aku juga seneng, karena di kelilingi anak-anak kecil yang lucu dan polos :D . Sore ini, rupanya aku sudah di tunggu anak-anak. Mereka duduk manis di kursi masing-masing, sembari cerita-cerita sama temannya. “Assalamualaikum,maaf sayang, mbak efi telat!” ucapku sambil tersenyum. Setelah menjawab salam ku, langsung deh tanpa di minta, berceloteh kesana-kemari, cerita tentang apa yang di alami sehari ini. “Eh mbak, tadi Niko di kelas di hukum loh sama Pak Guru. “Eh mbak fi, tadi matematikaku dapet 2,5 toh.”Mbak efi, tadi malem aku denger suara bayi nangis di kebon, aku takut mbak! Wallaahhh!! Itulah celotehan mereka, iya, anak kecil begitu jujurnya, mungkin beda ya dengan kita. Heheh!

***

Setelah habis stok ceritanya, seperti biasa aku tanya satu-satu, “Ada PR apa de’?”. Udah deh, habis itu, pada rame lagi, “pokoke aku duluan loh mbak yang di bantuin.” Lha kalo semua minta gitu, mbak fi di belah jadi berapa nih? Fiuuhhh, sabar…sabar. Tiba-tiba pintu ruangku di ketuk. Oh, aku di panggil sama ibu (yg empunya tempat ni). Ternyata ada murid tambahan lagi. Kemarin nambah dua, ini nambah lagi. Hmm, kuat nggak ya? Nggak kebayang, ramenya kaya apa nanti. Bismillah! Aku melanjutkan membantu ngerjain PR atau materi yg belum paham. Tiba-tiba, tak ada angin, tak ada petir, anak-anak pada nangis. Awalnya Cuma 2 orang, tapi yang lain pada ikut-ikutan. Cewek semua pula. Astagfirullah, ya Rabb, aku salah apa lagi ni. Perasaan aku tadi nggak marah, nggak bentak, tapi kenapa jadi lomba nangis gini? Beneran, bingung buangets. Aku coba tenangin mereka satu persatu, aku belai rambutnya, “Kenapa Sayang, kok nangis?”, Mbak efi salah ya? Mbak efi galak ya? Bilang aja nggak apa-apa, Tapi nangisnya udahan ya. Namun tangis mereka malah tambah gedhe, waduuh. Hufthh, g mempan cara kayak gini. Sejenak aku diam, ni anak pada kenapa yaa, perasaan bersalah menyerangku, tapi rasanya aku nggak nglakuin apapun yg buat mereka nangis masal kek gini. “Ok, kalau nggak mau ngomong, tolong ya, tulis apa yang kalian rasakan di bukunya mbak fi”. Alhamdulillah akhirnya mereka mau nulis, malah buku baruku yang imut itu jadi rebutan:) . Biarlah, yg penting mereka mau mengeluarkan keluhannya, daripada aku yg bingung sendiri. “Ni mbak, udah, dibaca sekarang,” kata mereka.

***

Hufth,,aku mulai membaca tulisan anak-anak yang “rapi sekali”, beberapa detik kemudian, aku tertawa di dalam hati. Ampyuuun dah ni anak yaa! “Kalo kayak gini terus, mending aku pindah les aja deh mbak. Aku tu sebel bgt mbak, kalo muridnya tambah terus. Apalagi yang cewek juga kemayu, huh. Kalo nanti tambah murid, pasti perhatian dan kasih sayang mbak efi ke kita juga terbagi dan di kurangi, gk kayak dulu lagi. KITA TUU CEMBURUU MBAKKK! Pokoknya kita bakal cemburu terus kalo ada murid baru lagi, apalagi kalo mbak deket-deket sama anak baru itu, sebel tauk! Kita tu cemburu, ngerti nggak seeeh. Mbak efi itu yo harus sama kita terus. Selesai.” Yuph, itulah unek-enek mereka yang sampai di bawa dalam tangisan. Heran aku, sebisanya aku berusaha membagi rata perhatianku, tapi namanya anak-anak ya….hmmm….Pelan aku jelasin sama mereka, kalo aku tu sayaang sama mereka semua, semua dapat perhatian yg sama, nggak ada yg di beda-bedain…bla…bla. Alhamdulillah, tenang semua dan bisa di terima penjelasanku. Emang si ada beberapa yg pencemburu berat, kalo aku ngajarin yg lain, pasti ngambek mulu. Bikin gemees ajah. Jadi ingat waktu mbak ku melahirkan anak keduanya, putri, sang kakak mendadak menjadi gampang marah, uring-uringan, ternyata dia cemburu kalau perhatian ayah dan ibunya terkurangi, lantaran ada adek baru di rumahnya.

***

Bagaimanapun juga, aku menikmati suasana bersama mereka. Saat jenuh, melihat celoteh dan tawa anak-anak, jadi terhibuuur. Apalagi kalau lagi maen tebak-tebak an, wuiiih, seruuu bgt ;D.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Rani kecil ku

Pagi ini cerah, seperti pagi-pagi yang kemarin. Langit pagiku bersih, burung-burung berkicau riang, terbang dari satu dahan ke dahan yg lain. Mentari pun tersenyum menyapa ramah dengan sinarnya. Kuliah pagi, membuatku seperti mengejar waktu. Lagi sibuk-sibuknya dandan (baca ; benerin jilbab) di kamar, ada panggilan yang tak asing lagi di telingaku. “Mbak efiiiiiiiii!’’. Ahayyy, itu pasti Rani kecilku, pikirku. “Budhe, mbak efi dimana?”. Itu tanya Rani pada Ibuku yang lagi di warung. “Mbak fi lagi siap-siap mau kuliah Rani”! jawab beliau.

***

Rani adalah gadis kecil yang manis, lucu, dan pinter. Di usia sekitar 3 tahunan, dia sangat lincah dan mungkin hiperaktif di bandingkan dengan teman sebayanya. Rani tinggal bersama Kakek dan neneknya yang tak jauh dari rumahku. Ibunya merantau ke negeri seberang saat Rani masih baby. Setiap pagi, Rani kecil beli Brownies atau jajan di warungku. Ni anak sarapannya kue, nggak mau mam nasi. Terkadang Rani nggak mau pulang, maunya maen sama aku. Hehe!Hmm, Rani begitu periang, pinter dan pemberani. Setiap ada orang pasti disapanya, khas anak kecil. Aku dekat dengan gadis kecil ini,seperti keponakanku rasanya. Tiap pagi, selalu ku cubit pipinya, nggemesin sih! Aku gendong, trus bercengkerama sembari tak gelitik perutnya. Tak mendengar panggilan khasnya sehari pun, serasa ada yang kurang. Ahh…Rani kecilku. Meski terkadang bandelmu buat eyang kakungmu marah, tapi kau tetep jadi gadis kecilku yang manis. Keceriaanya, senyum dan celotoh khas anak kecil nya, membuat banyak orang sayang sama Rani.

***

Orang tua mana yang tak bahagia mempunyai anak yang manis, lincah dan pinter? Pastilah setiap orang tua mendambakan buah hati yang demikian. Akan di timang-timang, di gendong, dibelai mesra dan di ninabobokan si kecil oleh sang bunda. Tapi sayang, mungkin itu tidak berlaku bagi Rani, Gadis Kecilku! Kakek dan nenek nya yang seolah merangkap menjadi orang tua bagi nya. Tak seperti anak kecil lainnya, pergi ke sekolah di antar ibu, mandi sama ibu, makan di suapin ibu, maen dan bercanda dengan bunda tercinta, baju – baju yang lucu yang memilihkanpun adalah sang bunda. Tapi Rani?

***

Sepulang cari uang dari negeri tetangga ibu nya tak mau menemui Rani, bahkan sampai saat ini. Padahal saat di tinggal, Rani masih baby, belum tau apa-apa. Tidak Rindukah seorang ibu yang sudah sekian tahun tak melihat dan membelai lembut buah hatinya? Tidak Inginkah seorang ibu mendekap dan mencium putri kecilnya yang licah dan penuh ceria ini?. Kasian Rani. Ya, Rani memang masih terlalu kecil untuk mengerti semua. Tapi Rani juga berhak mendapatkan curahan kasih, dekapan hangat, dan belaian lembut dari sang ibu. Yang tak pernah ia dapatkan, seperti kebanyakan anak kecil lainnya. Dalam harap di pagi yang bersahaja ini, Semoga Keceriaan selalu bersamamu, Rani ku Sayang!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Oktober Kedua

Langit oktoberQ tertutup awan,

Kerap menggantung menutup kerlipan jutaan bintang

Sinar merah bintangkupun semakin kabur q lihat

Namun, tak pernah jemu aku sisakan waktu malam,

Tuk sekedar menyapa…

Menikmati deru angin malam,

Menatap angkasa yang membentang luas,

Tak seperti lingkar pikirku yang begitu terbatas..

Hufthh….

Berharap ada bintang yg mengkerling di langit sana

Tapi percuma, dalam pandangku, hanya gantungan

Awan hitam….berarakan

***

Begitu rindu, ketika bintang-bintang bertaburan

Yang menjadi obat ketika lelah dan penat menghampiri

Yang mengajak q tersenyum dalam gundah membuncah

Yang membakar semangat kala azzam melemah

Atau sekedar ingin menyapa kilau indahnya…

***

Hmm, tapi tetap saja, hanya mendung menggantung

Yang menyapa malamku kini

Biarlah hanya di langitku saja, disini….

Semoga, dalam belahan bumi yang lain,

Ada yang masih menatap kerlip indah di sana….

Dalam titik tanpa koma

Di langit oktober minggu kedua

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Raih hatiku

Syahdu ku dengar bisikan itu

Mengalun lembut, melantunkan bait bait kesejukan

Di kalbu yang kian keras terasa

Dalam jalan yang kian gelap ku pandang

Dalam melodi gerimis hujan, yang hanya menyisakan ,,,

tangisan…

Mendamba cinta-Mu…

Memupuk kerinduan bertemu dengan-Mu

Mendekatkan hati ini sejengkal untuk meraih maghfirah-Mu

Namun kenapa semua hanya “ingin” saja!!

Bodohnyaaaa aku!

Aku ingin dekat, tapi hatiku semakin menjauh

Aku ingin merindu, namun aku tak kunjung berjalan menuju

Apa yang aku rindui…..

Lantas, ketika itu tak ada lagi rasa rindu,… Yang terfikir….hanyalah kesenangan… Yang terfikir…. hanyalah omongan Yang terfikir….hanyalah kehidupan dunia semata

Astaghfirullah

Begitu banyak…begitu banyak fitnah merajaiku… Sehingga aku tak tahu lagi malu pada-Mu… Sungguh hina diriku di hadapan-Mu,… Hina di hadapan para pejuang-Mu…

Ya Rabb….

Sekarang…Rangkullah aku di jalan-Mu.

***

Allah, tuntunlah kami pada langkah yang berarti, pada langkah yang betul-betul menjejak di jalanMu...amiiiin....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Cantikkah aku?

Saya cantik nggak sih? Dulu saya pasti akan bilang: saya tidak cantik, saya mungkin bukan perempuan yang akan dilirik pria manapun. Secara fisik...kulit saya terlalu sawo matang kalau tidak bisa dibilang hitam, hidung saya terlalu besar, badan saya gemuk, tidak banyak pilihan pakaian untuk saya.... belum lagi gigi yang tidak serapi orang lain....Dari segi kepintaran, ya standar-lah. Tidak terlalu pintar, meski sudah pasti tidak bodoh. Dari segi harta, saya ini orang yang sederhana...

Setiap berjalan dengan perempuan mana pun, ialah yang akan dilirik, dan saya yang diabaikan. Kecuali bila saya diberi kesempatan bicara, barulah orang mulai memperhatikan saya. Ketika saya bergabung di teater, maka saya adalah orang yang paling sering mendapat peran yang aneh. Kalau ada peran untuk saya, yaa nggak jauh-jauh dari Mbok Emban hahaha...

Hanya saja, karena saya senang berteman dan selalu bersikap baik pada teman saya yang manapun, saya menjadi populer di kalangan teman-teman di masa sekolah dulu. Mereka juga memperhatikan saya karena saya mencukupi kebutuhan sekolah saya dengan menulis...,sesuatu yang pada saat itu mungkin mereka anggap hebat. Lantas, di mana titik balik itu? Sejak pertama kali memakai jilbab. Kehidupan saya berubah 180 derajat, termasuk pandangan saya mengenai kecantikan. Tiba-tiba saya tak lagi ingin terpenjara oleh fisik sendiri. Menjaga kebersihan dan keindahan itu sesuatu yang bagus. Tapi membuat diri ini harus putih, berbadan ala gitar spanyol dan tergantung pada make up yang selalu mengoreksi wajah sejati kita, lalu suntik botox, operasi plastik ini itu, susuk....ow...tunggu dulu! "Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk." (QS At Tiin:4)

Mahasuci Allah yang telah menciptakan setiap orang menjadi pribadi yang unik dan berpotensi dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Fii ahsani taqwiim. Nah bagaimana fii ahsani taqwiim-nya saya? Ya, kulit yang hitam ini (alhamdulillah), hidung yang besar (alhamdulillah, saya menghirup oksigen jauh lebih banyak dari yang lain! :)). Dan semua bentuk saya, dari ujung rambut hingga ujung kaki...Masya Allah...betapa saya syukuri. Inilah "fii ahsani taqwiim" saya! Sebaik-baik bentuk saya! Lalu... Ah, bagi saya, kecantikan pada menjadi kata yang tak lagi rumit. It's so simple..., ketika kita makin dekat pada Allah, maka kita akan semakin cantik. Iman dan amal adalah resep cantik yang tak bisa ditawar. Wudhu dan senyuman bahkan menjadi obat anti aging paling top, yang takkan tergantikan :). Selanjutnya...ya tetap berusaha untuk lebih enak dilihat, misalnya selalu menjaga kebersihan wajah dan tubuh, menjaga keindahan dengan baju yang selaras, enak dilihat, dan semacamnya. Percayalah pada Allah, sebelum percaya pada diri sendiri! Dan cantik di mata Allah? Bukankah itu tujuan utama para perempuan sejati?

(Helvy Tiana Rosa)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bukan cantikmu yang aku cari

Ini bukan dongeng, hanya kisah cinta indah yang tak biasa. Teuku Usman adalah seorang pemuda keturunan bangsawan. Ia tampan, sangat tertarik pada Islam, seorang pejuang kemerdekaan yang gigih, menyukai ilmu kimia dan piawai memainkan biola. Suatu hari Usman diundang ke kota Medan, untuk memainkan biolanya di hadapan para tentara Belanda. Usman bersedia karena hal tersebut merupakan bagian dari upayanya untuk menyelusup, mengetahui banyak hal tentang kekuatan Belanda yang menjajah negerinya. Komandan tentara tersebut bahkan mengira Usman adalah anak “bangsawan yang manis”, bukan seorang pejuang kemerdekaan yang idealis. Sampai di Medan, Usman langsung mencari penginapan. Di kota yang dianggapnya indah itu, tiba-tiba terbersit keinginan pemuda berusia belum 20 tahun itu untuk menikah. Maka hal pertama yang ia tanyakan pada resepsionis hotel setelah memesan kamar adalah: “Apakah di sini ada gadis baik hati untuk saya nikahi?” Tentu saja resepsionis itu tersentak, “Maksud Tuan untuk menemani di hotel ini atau untuk menikah?” Usman tersenyum. “Tentu saja menikah. Saya ingin menikah dengan gadis baik hati di daerah ini. Syaratnya tak banyak, yang penting ia mengenakan kerudung.” Sang resepsionis makin bingung. Bagaimana mungkin seorang yang tampil sempurna di hadapannya mencari istri dengan kriteria “minimal” seperti itu? “Tolong bantu saya,” kata Usman. “Seusai konser, kalau bisa dalam minggu ini, saya ingin menikah. Ingat, gadis baik hati yang berkerudung.”

Sebelum Usman berlalu, sang resepsionis berkata; “Ada seorang gadis, saudara saya. Ia sangat baik hati, juga memakai kerudung. Tapi…ia sangat biasa. Mungkin bagi Tuan ia akan kelihatan buruk rupa. Arfah adalah kecintaan masyarakat di sini.” Usman tertawa. “Itu juga oke. Saya ingin menikah. Bukan main-main,” tukas Usman. Ia selalu merasa tak nyaman dikerubungi para perempuan Belanda maupun pribumi, saat memainkan biolanya di berbagai tempat. Banyak di antara mereka yang merayu, bahkan bersedia menyerahkan diri padanya. Usman bergidik sendiri. Hanya iman yang tak menyeretnya jauh bersama perempuan-perempuan itu.

Maka keesokan harinya, usai bermain biola di hadapan para tentara Belanda (seraya menyelidiki kekuatan mereka), Usman pun kembali ke hotel. Oleh sang resepsionis, Usman dibawa ke rumah saudaranya, gadis baik hati dan berkerudung yang mungkin cocok dengan Usman.

Tak sampai sebulan setelah peristiwa itu Usman menikahi Arfah, gadis tersebut. Mereka hidup bahagia, saling mencintai dan dikaruniai 13 orang anak. Arfah memang tak secantik para perempuan yang sering dilihat Usman dalam konser-konser biolanya, tapi Usman menyebut Arfah yang aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan itu sebagai “Sang menggetarkan.” Bagi Usman, pancaran hati Arfah yang berbudi dan penuh kasih sangat menggetarkan dan mendamaikan jiwanya. Di matanya Arfah yang dianggap orang “biasa saja” menjelma perempuan tercantik di dunia. Dari mereka kita belajar tentang cinta yang suci. Cinta yang menempatkan ukuran fisik hanya di nomor 10, dari 10 kriteria.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Masih sama

September ini, langit malamku masih ‘sama’

Dan tatapan sayuku juga masih pada sudut langit yang sama

Tak berubah….

Bintang merahku pun masih dengan sinar merahnya yang redup..

Namun, cukup mengukirkan senyum kala jenuh menghampiri….

****

Purnama sang Dewi malam tak sempat aku nikmati,,

arakan mendung menghalangi indah kilau nya…

Ingin aku tepis awan-awan hitam yang menghalangi sinarnya

Sekedar bisa memandang kemilau cahaya nya,

tak lebih…

Begitu banyak keindahan dan kebesaran-Mu dalam indah langitku ya Rabb

Meskipun tak jarang mendung menggantung mengaburkannya….

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Black Memories

Setiap insan mungkin memiliki ‘black memories’ yang sering kita menyebutnya dengan masa lalu yang gelap. ( awalnya tak kasih judul blacklist, dipaksa-paksa nyambung, g nyambung juga,hehe. So, pake istilah black memories aja deh, semoga nyambung ). Sisi gelap dari masa lalu yang terkadang banyak orang masih mengungkitnya bahkan membeberkan kepada yang lain tanpa tabayyun terlebih dahulu, meskipun sudah ‘taubat’ dan berusaha memperbaikinya, untuk bisa lebih baik dari yang lalu. Mengapa banyak orang yang hanya melihat, saat ‘jatuhnya’ saja? Kenapa kita nggak melihat pada saat ia mencoba ‘tertatih untuk bangun’, saat ia berjalan perlahan menjemput hidayah-Nya, saat senyuman menghiasi tangis antara bahagia meninggalkan maksiat dan derai airmata karena perangkap syetan pernah menjeratnya. Apakah kita yang merasa lurus-lurus saja, dan nggak pernah punya ‘black memories’ akan menganggap kita lah yang lebih baik dari dia yang punya masa lalu yang buruk? Merasa kita lah yang lebih mulia di sisi-Nya? Belum tentu, kawan. Seandainya, kita masuk dalam ‘jurang dan perangkap syetan’ yang sama, apa kita tau, apakah kita yakin, akan bisa kembali lagi ke jalan-Nya?. Kalaupun kita pernah tertipu syaitan di masa lalu, maka kehinaan kedua adalah berputus asa dari rahmat-Nya. Na’udzu billahi min dzalik.

Agama kita mengetahui kelemahan makhluq bernama manusia yang terkadang jatuh tersungkur ke lembah kekejian karena tarikan jasad, kadang tersulut oleh gejolak daging dan darah sehingga mengumbar syahwat seperti binatang, atau kadang terdorong oleh naluri, hawa nafsu, ambisi, dan berbagai keinginan untuk melanggar perintah Allah (Sayyid Quthb). Islam tau kelemahan manusia ini sehingga tidak pernah memperlakukannya dengan kasar dan tidak segera mengusirnya dari rahmat Allah ketika ia menzalimi dirinya, bahkan ketika melakukan kekejian atau maksiat. Tapi cukuplah bagi manusia bahwa cahaya keimanan masih ada dalam jiwa dan belum padam, bahwa embun keimanan masih basah dan belum kering, bahwa ia mengetahui dirinya adalah hamba yang penuh dosa, bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Pengampun.

Saat tersadar adalah saat paling nikmat untuk menyadari betapa besar kasih sayang Allah. betapa mahal harga taubat yang akan menghapus segala kesalahan. Bukankah tercela membuka aib yang Allah telah menutupnya, bahkan meskipun itu tentang diri sendiri. Jika taubat telah menghiasi hidup seseorang, mengapa kita terkadang mengungkit ‘lara’ yang Allah telah menghapus dosanya??

Teringat sebuah kisah, tentang seorang ikhwan yang hampir menjalani proses dengan seorang akhwat. Sebut saja namanya Nadia dan Fauzan. Tetapi, setelah beberapa bulan bahkan dalam hitungan tahun, tak ada kabar dari sang ikhwan. Nadia tak di beri penjelasan apapun, kenapa proses itu tak berlanjut, padahal Fauzan sudah mendatangi rumahnya dan orang tua nya pun sudah tau, dan bahagia karena puterinya sudah ada yang meminta. Namun, akhirnya Nadia tau, bahwa Fauzan telah mengetahui blacklist nya dan black memories nya, karena mendapat informasi dari salah seorang temannya, tentang masalalu Nadia. Dan kemudian ia pergi tanpa pesan (Jikustik kaleee ;p), tanpa tabayyun terlebih dulu ke Nadia ataupun orangtua nya. Tak hanya itu, Nadia pun kini juga tau, kalau laki-laki yang pernah mendatangi rumahnya, kini tengah menjalani proses dengan sahabatnya sendiri. Waaah, kalau nanti hadir di walimahannya gimana yaaa?? hehe. Yaah, Nadia memang pernah mempunyai blacklist ataupun black memories. Tapi sekarang, dia telah berproses menjadi seorang muslimah yang taat, menyadari akan dosa n khilafnya di masa lalu, dan ingin memperbaiki semuanya. Lantas, apa kita pantas dan berhak men-judge dia adalah bukan wanita baik-baik lantaran masa lalunya. Padahal kita pun juga tidak tau, seandainya Allah telah menghapus dosa-dosanya. Belum tentu yang terlihat lurus-lurus saja, akan lebih mulia di sisi-Nya. Wallahu’alam.

***

“ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri

sebagai seburuk-buruk makhluq

dalam pandangan manusia sebagai yang tengah-tengah

dan dalam pandangan-Mu sebagai yang paling mulia..”

(Doa Abu Bakr)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Catatan Kecil

Saat ku lepas lelahku dalam pembaringan, sejenak ku sisihkan waktu. Sehari ini kemana saja aku pergi? Kemana kaki ini mengayun langkah? Ada banyak kata telah terucap, ada banyak hal telah aku lakukan, bahkan hatiku tak diam bersuara di balik dinding-dinding kebisuan. Aku tau sedikitpun tak lepas diri ini dari pengawasan Allah. Mengingat itu aku malu. Bahkan terlalu malu untuk berkata jujur pada diri sendiri. Telah banyak kezaliman yang telah aku lakukan.

Mungkin benar jika aku mengagumi makhlukNya. Sedikit banyak begitu menyita perhatianku. Sayang, kadang hati ini terlalu rapuh untuk sekedar berkata jujur bahwa aku telah menduakan-Mu. Aku mencintai dan mendamba kasih sayang makhluk-Mu dan terkadang melupakan kasih sayang yang sebenarnya. Pintarnya aku berdalih semua ini adalah wajar adanya. Ini adalah bagian kehidupan yang harus aku jalani. Bagian dari takdir bahwa aku di anugrahi perasaan cinta. Aku harus mensyukurinya.

Kadang pula terlalu sombong kukatakan bahwa aku mampu membagi cintaku dengan sebaik-baiknya. Mencintai-Mu sekaligus mencintai seseorang yang ada di hati. Namun ternyata aku hanya bisa berkata, tak mampu membuktikannya. Aku tau Engkau tak pernah meminta lebih padaku. Bahkan tak pernah meminta, karena sesungguhnya semua yang aku lakukan akan kembali padaku. Yakni di Yaumul Mahsyar, saat tak ada lagi pertolongan, siapa yang akan kumintai pertolongan. Allah ? tidakkah aku malu sementara saat ini nafasku selalu mengabaikan-Mu.

Ahh…besok suatu hari pasti aku akan berubah. Biarlah saat ini kunikmati apa yang tengah kujalani, begitu pikirku. Padahal jauh di lubuk hati suara itu mengutukku. Apa aku yakin masih ada waktu? Adakah jaminan esok aku masih bisa menghirup nafas? .menohok dan menyudutkanku. Tapi aku belum mampu memenuhi panggilanmu, yaa Rabb, rengekku!!

Sebenarnya aku bisa melakukannya, memurnikan cinta kepada-Mu, selagi aku mau. Yaah , seharusnya itu yang aku lakukan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Amrik vs jowo

Atas saran dokter, Bambang disuruh opname di rumah sakit Singapura karena penyakitnya agak parah. Sesampainya di RS CJDW, Bambang dibawa ke kamar dan dipasangin infus kiri kanan. Beberapa jam kemudian, ada satu lagi pasien orang bule yang kelihatannya sakit parah dan ditempatkan disebelah Bambang.

***

Si bule walaupun kelihatannya lemah, dia masih mencoba berkomunikasi dengan Bambang. Dia mengangkat tangannya dengan susah payah dan bilang:

"American..."

Bambang yang juga sedang lemah, menjawab:

"Indonesian..."

Setelah itu dua-duanya pingsan karena kelelahan. Beberapa jam kemudian mereka siuman dan mencoba berkomunikasi lagi. Si bule berkata dg lemah: "James..." dijawab dengan susah payah oleh Bambang: "Bambang..." habis itu mereka pingsan lagi. Beberapa jam kemudian setelah siuman, mereka berdua masih mencoba melanjutkan pembicaraannya.

"Texas..." kata si bule, dijawab Bambang: "Cilacap..." pingsan lagi.

Tak lama kemudian mereka sadar dan lagi-lagi masih mencoba untuk ngobrol. Si bule yang udah hampir kehabisan napas bilang: "Cancer..."

Dan dengan sisa-sisa napas yang ada Bambang menyahut:

"Sagitarius..." !!!!!

Twewewww?:”{!@

nb: Cancer (English) = Kanker (Indonesia)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Fresh...hhhh..hhh

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Baitul Huffadz

Suatu ketika Nabi SAW bersabda: “Allah SWT mempunyai keluarga diantara manusia.” Para sahabat segera bertanya penuh heran: “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Rasul menjawab: “Para penghafal Al-Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan pilihanNya.”

* * * *

Tak pernah selesai kita baca berita penyerangan tentara Israel atas warga sipil muslim yang tinggal di sekitar Jalur Gaza. Sebuah pertanyaan besar muncul: Dengan personel pasukan terlatih yang berbekal peralatan militer canggih, mengapa Israel tak mampu sepenuhnya menaklukkan Gaza? yang hanya berisikan rakyat sipil? Jawabannya adalah, karena Gaza adalah Baitul Huffadz, Rumah para penghafal Al-Qur’an. Menurut info-palestine.com, saat ini terdapat hampir 5000 hafidz dan hafidzah hidup disana, Subhanallah..

Tak heran jika pemerintah Palestina sangat menghormati dan menghargai para penghafal Al-Qur’an itu. Pada bulan September tahun 2008 lalu misalnya, pemerintah memberikan bantuan uang tunjangan bagi mereka masing-masing sebesar 100 ribu USD.

Pemerintah Palestina juga mengalokasikan anggaran khusus untuk menyokong biaya operasional kamp-kamp tersembunyi yang mendidik penghafal-penghafal Al-Qur’an. Dari info-palestine.com pula, saat ini lebih dari 1000 calon Hafidz dan Hafidzah baru tengah digembleng disana. Tempat-tempat ini sangat dirahasiakan, lebih tertutup dan dijaga super ketat dibanding gudang bom atau terowongan senjata.

Mengapa demikian? Sebab anak-anak Palestina penghafal Al-Qur’an ini ibarat Musa-Musa kecil bagi Fir’aun Israel. Mereka adalah bibit-bibit Mujahid yang kelak akan mengguncang kuasa Israel. Tidak hanya dengan batu, tidak hanya dengan ketapel, namun dengan Qur’an di dada mereka.

Saat langit berwarna merah saga

dan kerikil perkasa berlarian

meluncur laksana puluhan peluru

terbang bersama teriakan takbir

-merah saga by shoutul harokah-

Momen Ramadhan ini, dapat kita gunakan untuk memulai. Memulai mendekat, untuk menjadi keluarga-Nya di dunia ini.

Menanamkan Kalam suci, kukuh didada kita. Jangan ada kata: tidak ada waktu, repot, susah menghafal, mudah lupa..

Namun ucapkan satu hal saja, Bismillah.. dan kita mulai!

Ish kariman au mut syahidan, guys!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments