"Julaibib"

Julaibib, begitulah ia biasa di panggil. Julaibib lahir ke dunia tanpa tau siapa ayah dan ibunya. Demikian pula orang-orang, semua tak tau dan tak mau tau tentang nasab julaibib, termasuk suku apakah dia. Celakanya bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab, tak bersuku adalah cacat social dan tak terkira.Julaibib tersisih. Tampilan fisik dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya orang lain berdekatan dengannya. Wajahnya jelek, pendek, bungkuk, hitam, fakir, bajunya usang dan lusuh, kakinya pecah-pecah tak beralas. Tidurnya disembarang tempat berkasurkan pasir dan kerikil. Minum hanya dari air kolam yang di ciduk dengan tangannya. Maka, siapa yang mau berdekat-dekat dengannya. Demikianlah Juilaibib Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satupun makhluk bisa menghalangi. Julaibib mendapat hidayah. Ia selalu berada di shaff terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski semua orang menganggapnya tidak pernah ada. Subhanallah. Suatu hari ia di tegur Sang Nabi, Shallallaahu `Alaihi wa Salam. “Julaibib”, begitu lembut panggilannya, “Tidakkah engkau menikah?” “Siapakah orangnya ya Rasulullah”, kata Julaibib,” yang mau menikahkan putrinya dengan orang seperti aku ini?” Julaibib menjawab dengan tersenyum. Sama sekali tak ada penyesalan akan keadaannya maupun menyalahkan takdir Allah akan dirinya. Rasulullah pun juga tersenyum. Mungkin memang belum ada orangtua yang berkenan pada Julaibib. Hari berikutnya, Rasulullah kembali bertanya. “Julaibib, tidakkah engkau menikah?” dan Julaibib menjawab dengan senyum dan jawaban yang sama.. begitualh, tiga kali, tiga hari berturut-turut. Dan pada hari ketiga, Sang Nabi menggamit lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah pemimpn anshar. “Aku ingin menikahkan puteri kalian”, kata Rasulullah kepada empunya rumah. “Betapa barakahnya”, begitu jawab si wali dengan wajar berseri-seri, mengira bahwa Sang Nabi lah calon mantunya. Ya Rasulullah, ini sungguh menjadi cahaya bagi rumah kami.” “Tetapi bukan untukku,” kata Rasulullah. “Kupinang puteri kalian untuk Julaibib.” “Julaibib?”, nyaris terpekik ayah sang gadis. “Ya , untuk Julaibib. “Ya Rasulullah”terdengar helaan nafas berat. “Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini.” “Apaa? “Dengan Julaibib?” Seru istrinya. “Bagaimana bisa? Jualibib berwajah buruk, tak bernasab, tak berpangkat dan tak berharta? Demi Allah TIDAK. Perdebatan tak berlangsung lama. Sang puteri dari balik tirai berkatalembut dan anggun, “Siapakah yang meminta ayah?”. Ayah dan Ibunya pun menjelaskan. “Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan Demi Allah, karena Rasulullah lah yang meminta, maka tidak akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku.” Sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis shalihah, “ Ya Allah,limpahkan kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..” Doa yang begitu indah kawan :) Namun kebersamaan hidup di dunia tak ditakdirkan terlalu lama, meski di dunia sang istri shalilah dan bertaqwa, tapi bidadari syurga lebih merindukannya. Ia lebih pantas menghuni surga daripada dunia yang tak bersahabat padanya. Julaibib syahid di medan jihad. Subhanallah Allahuakbar. Setelah kesyahidannya, janda Julaibib adalah janda yang paling laris, banyak sekali yang ingin memperistrinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar: