Raih hatiku

Syahdu ku dengar bisikan itu

Mengalun lembut, melantunkan bait bait kesejukan

Di kalbu yang kian keras terasa

Dalam jalan yang kian gelap ku pandang

Dalam melodi gerimis hujan, yang hanya menyisakan ,,,

tangisan…

Mendamba cinta-Mu…

Memupuk kerinduan bertemu dengan-Mu

Mendekatkan hati ini sejengkal untuk meraih maghfirah-Mu

Namun kenapa semua hanya “ingin” saja!!

Bodohnyaaaa aku!

Aku ingin dekat, tapi hatiku semakin menjauh

Aku ingin merindu, namun aku tak kunjung berjalan menuju

Apa yang aku rindui…..

Lantas, ketika itu tak ada lagi rasa rindu,… Yang terfikir….hanyalah kesenangan… Yang terfikir…. hanyalah omongan Yang terfikir….hanyalah kehidupan dunia semata

Astaghfirullah

Begitu banyak…begitu banyak fitnah merajaiku… Sehingga aku tak tahu lagi malu pada-Mu… Sungguh hina diriku di hadapan-Mu,… Hina di hadapan para pejuang-Mu…

Ya Rabb….

Sekarang…Rangkullah aku di jalan-Mu.

***

Allah, tuntunlah kami pada langkah yang berarti, pada langkah yang betul-betul menjejak di jalanMu...amiiiin....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Cantikkah aku?

Saya cantik nggak sih? Dulu saya pasti akan bilang: saya tidak cantik, saya mungkin bukan perempuan yang akan dilirik pria manapun. Secara fisik...kulit saya terlalu sawo matang kalau tidak bisa dibilang hitam, hidung saya terlalu besar, badan saya gemuk, tidak banyak pilihan pakaian untuk saya.... belum lagi gigi yang tidak serapi orang lain....Dari segi kepintaran, ya standar-lah. Tidak terlalu pintar, meski sudah pasti tidak bodoh. Dari segi harta, saya ini orang yang sederhana...

Setiap berjalan dengan perempuan mana pun, ialah yang akan dilirik, dan saya yang diabaikan. Kecuali bila saya diberi kesempatan bicara, barulah orang mulai memperhatikan saya. Ketika saya bergabung di teater, maka saya adalah orang yang paling sering mendapat peran yang aneh. Kalau ada peran untuk saya, yaa nggak jauh-jauh dari Mbok Emban hahaha...

Hanya saja, karena saya senang berteman dan selalu bersikap baik pada teman saya yang manapun, saya menjadi populer di kalangan teman-teman di masa sekolah dulu. Mereka juga memperhatikan saya karena saya mencukupi kebutuhan sekolah saya dengan menulis...,sesuatu yang pada saat itu mungkin mereka anggap hebat. Lantas, di mana titik balik itu? Sejak pertama kali memakai jilbab. Kehidupan saya berubah 180 derajat, termasuk pandangan saya mengenai kecantikan. Tiba-tiba saya tak lagi ingin terpenjara oleh fisik sendiri. Menjaga kebersihan dan keindahan itu sesuatu yang bagus. Tapi membuat diri ini harus putih, berbadan ala gitar spanyol dan tergantung pada make up yang selalu mengoreksi wajah sejati kita, lalu suntik botox, operasi plastik ini itu, susuk....ow...tunggu dulu! "Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk." (QS At Tiin:4)

Mahasuci Allah yang telah menciptakan setiap orang menjadi pribadi yang unik dan berpotensi dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Fii ahsani taqwiim. Nah bagaimana fii ahsani taqwiim-nya saya? Ya, kulit yang hitam ini (alhamdulillah), hidung yang besar (alhamdulillah, saya menghirup oksigen jauh lebih banyak dari yang lain! :)). Dan semua bentuk saya, dari ujung rambut hingga ujung kaki...Masya Allah...betapa saya syukuri. Inilah "fii ahsani taqwiim" saya! Sebaik-baik bentuk saya! Lalu... Ah, bagi saya, kecantikan pada menjadi kata yang tak lagi rumit. It's so simple..., ketika kita makin dekat pada Allah, maka kita akan semakin cantik. Iman dan amal adalah resep cantik yang tak bisa ditawar. Wudhu dan senyuman bahkan menjadi obat anti aging paling top, yang takkan tergantikan :). Selanjutnya...ya tetap berusaha untuk lebih enak dilihat, misalnya selalu menjaga kebersihan wajah dan tubuh, menjaga keindahan dengan baju yang selaras, enak dilihat, dan semacamnya. Percayalah pada Allah, sebelum percaya pada diri sendiri! Dan cantik di mata Allah? Bukankah itu tujuan utama para perempuan sejati?

(Helvy Tiana Rosa)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bukan cantikmu yang aku cari

Ini bukan dongeng, hanya kisah cinta indah yang tak biasa. Teuku Usman adalah seorang pemuda keturunan bangsawan. Ia tampan, sangat tertarik pada Islam, seorang pejuang kemerdekaan yang gigih, menyukai ilmu kimia dan piawai memainkan biola. Suatu hari Usman diundang ke kota Medan, untuk memainkan biolanya di hadapan para tentara Belanda. Usman bersedia karena hal tersebut merupakan bagian dari upayanya untuk menyelusup, mengetahui banyak hal tentang kekuatan Belanda yang menjajah negerinya. Komandan tentara tersebut bahkan mengira Usman adalah anak “bangsawan yang manis”, bukan seorang pejuang kemerdekaan yang idealis. Sampai di Medan, Usman langsung mencari penginapan. Di kota yang dianggapnya indah itu, tiba-tiba terbersit keinginan pemuda berusia belum 20 tahun itu untuk menikah. Maka hal pertama yang ia tanyakan pada resepsionis hotel setelah memesan kamar adalah: “Apakah di sini ada gadis baik hati untuk saya nikahi?” Tentu saja resepsionis itu tersentak, “Maksud Tuan untuk menemani di hotel ini atau untuk menikah?” Usman tersenyum. “Tentu saja menikah. Saya ingin menikah dengan gadis baik hati di daerah ini. Syaratnya tak banyak, yang penting ia mengenakan kerudung.” Sang resepsionis makin bingung. Bagaimana mungkin seorang yang tampil sempurna di hadapannya mencari istri dengan kriteria “minimal” seperti itu? “Tolong bantu saya,” kata Usman. “Seusai konser, kalau bisa dalam minggu ini, saya ingin menikah. Ingat, gadis baik hati yang berkerudung.”

Sebelum Usman berlalu, sang resepsionis berkata; “Ada seorang gadis, saudara saya. Ia sangat baik hati, juga memakai kerudung. Tapi…ia sangat biasa. Mungkin bagi Tuan ia akan kelihatan buruk rupa. Arfah adalah kecintaan masyarakat di sini.” Usman tertawa. “Itu juga oke. Saya ingin menikah. Bukan main-main,” tukas Usman. Ia selalu merasa tak nyaman dikerubungi para perempuan Belanda maupun pribumi, saat memainkan biolanya di berbagai tempat. Banyak di antara mereka yang merayu, bahkan bersedia menyerahkan diri padanya. Usman bergidik sendiri. Hanya iman yang tak menyeretnya jauh bersama perempuan-perempuan itu.

Maka keesokan harinya, usai bermain biola di hadapan para tentara Belanda (seraya menyelidiki kekuatan mereka), Usman pun kembali ke hotel. Oleh sang resepsionis, Usman dibawa ke rumah saudaranya, gadis baik hati dan berkerudung yang mungkin cocok dengan Usman.

Tak sampai sebulan setelah peristiwa itu Usman menikahi Arfah, gadis tersebut. Mereka hidup bahagia, saling mencintai dan dikaruniai 13 orang anak. Arfah memang tak secantik para perempuan yang sering dilihat Usman dalam konser-konser biolanya, tapi Usman menyebut Arfah yang aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan itu sebagai “Sang menggetarkan.” Bagi Usman, pancaran hati Arfah yang berbudi dan penuh kasih sangat menggetarkan dan mendamaikan jiwanya. Di matanya Arfah yang dianggap orang “biasa saja” menjelma perempuan tercantik di dunia. Dari mereka kita belajar tentang cinta yang suci. Cinta yang menempatkan ukuran fisik hanya di nomor 10, dari 10 kriteria.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Masih sama

September ini, langit malamku masih ‘sama’

Dan tatapan sayuku juga masih pada sudut langit yang sama

Tak berubah….

Bintang merahku pun masih dengan sinar merahnya yang redup..

Namun, cukup mengukirkan senyum kala jenuh menghampiri….

****

Purnama sang Dewi malam tak sempat aku nikmati,,

arakan mendung menghalangi indah kilau nya…

Ingin aku tepis awan-awan hitam yang menghalangi sinarnya

Sekedar bisa memandang kemilau cahaya nya,

tak lebih…

Begitu banyak keindahan dan kebesaran-Mu dalam indah langitku ya Rabb

Meskipun tak jarang mendung menggantung mengaburkannya….

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Black Memories

Setiap insan mungkin memiliki ‘black memories’ yang sering kita menyebutnya dengan masa lalu yang gelap. ( awalnya tak kasih judul blacklist, dipaksa-paksa nyambung, g nyambung juga,hehe. So, pake istilah black memories aja deh, semoga nyambung ). Sisi gelap dari masa lalu yang terkadang banyak orang masih mengungkitnya bahkan membeberkan kepada yang lain tanpa tabayyun terlebih dahulu, meskipun sudah ‘taubat’ dan berusaha memperbaikinya, untuk bisa lebih baik dari yang lalu. Mengapa banyak orang yang hanya melihat, saat ‘jatuhnya’ saja? Kenapa kita nggak melihat pada saat ia mencoba ‘tertatih untuk bangun’, saat ia berjalan perlahan menjemput hidayah-Nya, saat senyuman menghiasi tangis antara bahagia meninggalkan maksiat dan derai airmata karena perangkap syetan pernah menjeratnya. Apakah kita yang merasa lurus-lurus saja, dan nggak pernah punya ‘black memories’ akan menganggap kita lah yang lebih baik dari dia yang punya masa lalu yang buruk? Merasa kita lah yang lebih mulia di sisi-Nya? Belum tentu, kawan. Seandainya, kita masuk dalam ‘jurang dan perangkap syetan’ yang sama, apa kita tau, apakah kita yakin, akan bisa kembali lagi ke jalan-Nya?. Kalaupun kita pernah tertipu syaitan di masa lalu, maka kehinaan kedua adalah berputus asa dari rahmat-Nya. Na’udzu billahi min dzalik.

Agama kita mengetahui kelemahan makhluq bernama manusia yang terkadang jatuh tersungkur ke lembah kekejian karena tarikan jasad, kadang tersulut oleh gejolak daging dan darah sehingga mengumbar syahwat seperti binatang, atau kadang terdorong oleh naluri, hawa nafsu, ambisi, dan berbagai keinginan untuk melanggar perintah Allah (Sayyid Quthb). Islam tau kelemahan manusia ini sehingga tidak pernah memperlakukannya dengan kasar dan tidak segera mengusirnya dari rahmat Allah ketika ia menzalimi dirinya, bahkan ketika melakukan kekejian atau maksiat. Tapi cukuplah bagi manusia bahwa cahaya keimanan masih ada dalam jiwa dan belum padam, bahwa embun keimanan masih basah dan belum kering, bahwa ia mengetahui dirinya adalah hamba yang penuh dosa, bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Pengampun.

Saat tersadar adalah saat paling nikmat untuk menyadari betapa besar kasih sayang Allah. betapa mahal harga taubat yang akan menghapus segala kesalahan. Bukankah tercela membuka aib yang Allah telah menutupnya, bahkan meskipun itu tentang diri sendiri. Jika taubat telah menghiasi hidup seseorang, mengapa kita terkadang mengungkit ‘lara’ yang Allah telah menghapus dosanya??

Teringat sebuah kisah, tentang seorang ikhwan yang hampir menjalani proses dengan seorang akhwat. Sebut saja namanya Nadia dan Fauzan. Tetapi, setelah beberapa bulan bahkan dalam hitungan tahun, tak ada kabar dari sang ikhwan. Nadia tak di beri penjelasan apapun, kenapa proses itu tak berlanjut, padahal Fauzan sudah mendatangi rumahnya dan orang tua nya pun sudah tau, dan bahagia karena puterinya sudah ada yang meminta. Namun, akhirnya Nadia tau, bahwa Fauzan telah mengetahui blacklist nya dan black memories nya, karena mendapat informasi dari salah seorang temannya, tentang masalalu Nadia. Dan kemudian ia pergi tanpa pesan (Jikustik kaleee ;p), tanpa tabayyun terlebih dulu ke Nadia ataupun orangtua nya. Tak hanya itu, Nadia pun kini juga tau, kalau laki-laki yang pernah mendatangi rumahnya, kini tengah menjalani proses dengan sahabatnya sendiri. Waaah, kalau nanti hadir di walimahannya gimana yaaa?? hehe. Yaah, Nadia memang pernah mempunyai blacklist ataupun black memories. Tapi sekarang, dia telah berproses menjadi seorang muslimah yang taat, menyadari akan dosa n khilafnya di masa lalu, dan ingin memperbaiki semuanya. Lantas, apa kita pantas dan berhak men-judge dia adalah bukan wanita baik-baik lantaran masa lalunya. Padahal kita pun juga tidak tau, seandainya Allah telah menghapus dosa-dosanya. Belum tentu yang terlihat lurus-lurus saja, akan lebih mulia di sisi-Nya. Wallahu’alam.

***

“ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri

sebagai seburuk-buruk makhluq

dalam pandangan manusia sebagai yang tengah-tengah

dan dalam pandangan-Mu sebagai yang paling mulia..”

(Doa Abu Bakr)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Catatan Kecil

Saat ku lepas lelahku dalam pembaringan, sejenak ku sisihkan waktu. Sehari ini kemana saja aku pergi? Kemana kaki ini mengayun langkah? Ada banyak kata telah terucap, ada banyak hal telah aku lakukan, bahkan hatiku tak diam bersuara di balik dinding-dinding kebisuan. Aku tau sedikitpun tak lepas diri ini dari pengawasan Allah. Mengingat itu aku malu. Bahkan terlalu malu untuk berkata jujur pada diri sendiri. Telah banyak kezaliman yang telah aku lakukan.

Mungkin benar jika aku mengagumi makhlukNya. Sedikit banyak begitu menyita perhatianku. Sayang, kadang hati ini terlalu rapuh untuk sekedar berkata jujur bahwa aku telah menduakan-Mu. Aku mencintai dan mendamba kasih sayang makhluk-Mu dan terkadang melupakan kasih sayang yang sebenarnya. Pintarnya aku berdalih semua ini adalah wajar adanya. Ini adalah bagian kehidupan yang harus aku jalani. Bagian dari takdir bahwa aku di anugrahi perasaan cinta. Aku harus mensyukurinya.

Kadang pula terlalu sombong kukatakan bahwa aku mampu membagi cintaku dengan sebaik-baiknya. Mencintai-Mu sekaligus mencintai seseorang yang ada di hati. Namun ternyata aku hanya bisa berkata, tak mampu membuktikannya. Aku tau Engkau tak pernah meminta lebih padaku. Bahkan tak pernah meminta, karena sesungguhnya semua yang aku lakukan akan kembali padaku. Yakni di Yaumul Mahsyar, saat tak ada lagi pertolongan, siapa yang akan kumintai pertolongan. Allah ? tidakkah aku malu sementara saat ini nafasku selalu mengabaikan-Mu.

Ahh…besok suatu hari pasti aku akan berubah. Biarlah saat ini kunikmati apa yang tengah kujalani, begitu pikirku. Padahal jauh di lubuk hati suara itu mengutukku. Apa aku yakin masih ada waktu? Adakah jaminan esok aku masih bisa menghirup nafas? .menohok dan menyudutkanku. Tapi aku belum mampu memenuhi panggilanmu, yaa Rabb, rengekku!!

Sebenarnya aku bisa melakukannya, memurnikan cinta kepada-Mu, selagi aku mau. Yaah , seharusnya itu yang aku lakukan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Amrik vs jowo

Atas saran dokter, Bambang disuruh opname di rumah sakit Singapura karena penyakitnya agak parah. Sesampainya di RS CJDW, Bambang dibawa ke kamar dan dipasangin infus kiri kanan. Beberapa jam kemudian, ada satu lagi pasien orang bule yang kelihatannya sakit parah dan ditempatkan disebelah Bambang.

***

Si bule walaupun kelihatannya lemah, dia masih mencoba berkomunikasi dengan Bambang. Dia mengangkat tangannya dengan susah payah dan bilang:

"American..."

Bambang yang juga sedang lemah, menjawab:

"Indonesian..."

Setelah itu dua-duanya pingsan karena kelelahan. Beberapa jam kemudian mereka siuman dan mencoba berkomunikasi lagi. Si bule berkata dg lemah: "James..." dijawab dengan susah payah oleh Bambang: "Bambang..." habis itu mereka pingsan lagi. Beberapa jam kemudian setelah siuman, mereka berdua masih mencoba melanjutkan pembicaraannya.

"Texas..." kata si bule, dijawab Bambang: "Cilacap..." pingsan lagi.

Tak lama kemudian mereka sadar dan lagi-lagi masih mencoba untuk ngobrol. Si bule yang udah hampir kehabisan napas bilang: "Cancer..."

Dan dengan sisa-sisa napas yang ada Bambang menyahut:

"Sagitarius..." !!!!!

Twewewww?:”{!@

nb: Cancer (English) = Kanker (Indonesia)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Fresh...hhhh..hhh

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments