When two people get marry :)

Aduh,

Susahnya punya hati

Letaknya tersembunyi,

Tapi gerakannya tampak sekali

(he hemm, malu juga diri ini)

Makanya, lebih baik punya istri

Kalau tersenyum ada yang menanggapi

Kalau berekspresi ada yang memahami

Sikapnya lembut tak bikin keki

Kadang malah memuji

“Tuhan tak pernah ingkar janji,

Kalau terus menjaga diri,

Akan mendapat pendamping yang lurus hati”

Tapi kalau masih sendiri,

Hati-hati bawa hati

Kalau sibuk mencari perhatian,

Kapan kamu mengenal gadis yang bisa menjaga pandangan?

……………………………….

…………………………..

[Ust. M. Fauzil Adhim]

Selesai baca bukunya Ustad M. Fauzil Adhim ni, ada puisi yang bagus meski kalau baca jadi senyum-senyum sendiri. Lhoh? ;p. Seputar pernak-pernik pernikahan, niat awal memilih pendamping hingga mencapai pernikahan yang barakah. Tiba-tiba teringat percakapan dengan seorang kakak saya (bukan saudara kandung sih) yang bekerja di Jakarta. Kalau inget, jadi pengen ketawa malahan.

Sebut aja namanya Kang Ilham. Usianya dah 25, dan sekarang lagi berikhtiar mencari ‘belahan jiwa nya’, yuhuuuu, dah pengen nikah dia. Ketika itu saya tanya, “Gimana kang, dah dapet belomm??”. “Belum ni fii, haduuduh, semakin sulit aja ni njaga pandangan, en njaga hati. Efi tau kan, komunitasku di kantor kayak apa, benerann nii, nggak kuatt ;(. Lhah, saya malah nggak nangkep maksudnya. “Lha mau tak bantu nyari pa? Emang godaannya gede ya kang?”. “Yaelaah efi kayak kagak tau aje. Biasanya alhamdulillah bisa Gadhul Bashar fii, tapi kenapa akhir-akhir ini sulit banget jaga ini mata ya, astaghfirullah. Temen-temen kantorku yang cewek, kan baju nya mpe atas lutut tuu, betisnya pada kelihatan! Ya Allah, mana tiap saat –berinteraksi- lagi sama mereka, berattt niii. Makanya kemaren aku ngajuin ‘proposal’ ke murobi, biar dicarikan calon sama ustad!! ceritanya”. Sejenak saya diem, mencerna cerita kakak saya tadi. Oww, dan saya semakin paham ;p. tuinkkkkk! Dia cerita lagi tuh, “Kemaren pas Liqo’ juga dah sharing sama temen2 dan dikasih nasehat sama ustad juga, doain ya fii semoga segera dipertemukan jodoh dan diberi kemudahan.” “Lagi meeting ni fii sama orang Thailand, cantiikk, tapi lebih cantik kalau pake kerudung, heheh!!” Walaah kang, “Pake Rok pendek nggak dia?”hahaha

Mmm, meskipun ngobrol disambi guyonan seperti itu, tapi saya malah merasa nambah ilmu lho.;). Pengen cerita juga tentang mas keponakan saya, yang kemaren nadzor (melihat calon) dan pertama kali mereka bertemu, langsung ada kecocokan dan ‘ancer-ancer’ menentukan tanggal akad nikah, insyaAllah. Padahal sebelumnya sama sekali belum saling mengenal, tapi sekali saja bertemu dan ‘ngobrol’, langsung jadi dan ‘cocok’, subhanallah!! Ya, mas keponakan saya memang sudah berniat nikah dari usia 23, tak perlu risau akan penghasilan yang belum ‘gede’ karena ia yakin, setelah menikah insyaAllah rejeki akan di tambah dan dimudahkan oleh Allah. Dan kini, akhirnya ikhtiar dan doanya terkabul. Menikah adalah kesucian. Sangat besar kemuliaan di dalamnya. Sangat tinggi kedudukannya dalam islam, shgga Al-Qur’an menyebutnya mitsaqan-ghaliza (perjanjian yang sangat berat). Hanya 3 kali kata ini disebut, 2 untuk perjanjian tauhid. Maka, pernikahan yang diridhai Allah akan dipenuhi oleh doa malaikat yang menjadi saksi pernikahan.

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, “Tiga orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah Swt, seorang penulis yang selalu memberi penawar, , dan seorang yang menikah demi menjaga kehormatan dirinya.” (HR Thabrani)

Teruntuk MasQ tersayang, KPS, apa yang membuatmu tak segera menikah?? Hhuhu, pengen punya mbak baru niiiyy ;P

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bid'ah ?? Enggak ahh! Ngaji yuuuk?? ayyuukkk

Beberapa saat yang lalu, sahabat saya sedari kecil tiba-tiba Sms. Kebetulan ia sudah menikah dan sekarang sedang menanti kelahiran anak pertamanya. Ba’da magrib usai qiro’ah, tumben ni anak sms. Kurang lebih sms nya seperti ini, “Fi, mau nanya, sekarang lagi ada gerhana to? Ni aku di oyak-oyak sama simbah, di suruh mandi keramas (karena ada gerhana itu), lha mau sore aku udah mandi, piye jal?? Kalau aku bener2 mandi kramas, apa dosa??”

“Ketahuilah, sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, kedua-duanya itu tidak gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena kelahiran seseorang. Karena itu apabila kalian melihat gerhana, hendaknya kalian berdoa kepada Allah dan shalatlah sehingga gerhana itu pulih kembali. [HR. Bukhari juz 2, hal.30]

Ketika itu juga langsung tak bales, “Ndak usah mbak, itu nggak ada tuntunannya (Bid’ah). Ngapain juga pake mandi kramas segala, lha wong sore tadi kan udah mandi to?!”. Tapi dia nya –pekewuh- sama simbahnya, lagian juga capek di omelin terus gara-gara nggak mau kramas!”Aku tak kramas n mandi, tapi ngga pake niat mandi gerhana bulan ya? Biar simbahku nggak ngomel2 terus.” Whuaaaa,,,aaa!! “Woiii, nggak usah sayang, bilang sama simbah baik2 ngga bisa po, dijelaskan?? Setelah tak coba, jelasin panjang lebar, finally ada sms masuk ; Yowes kalo gitu, ini aku nggak jadi mandi kramas og, terserahlah mau ‘di rasani’ tetangga atau di marahin sama mbah!” Kemarin juga dipaksa2 mitoni, terpasa nurut, besok di dawuhi sepasaran bayi juga, Gimana niy??”

Tradisi yang sangat sulit untuk di hilangkan. Ya, para orang tua yang begitu lekatnya dengan bid’ah, seperti upacara mitoni, sepasaran bayi, peringatan 100 hari orang meninggal, bancakan, bahkan sampe ritual mandi keramas bagi orang hamil ketika gerhana. Padahal acara/ritual seperti itu nggak ada tuntunannya dalam Al-Qur’an dan Hadits. Rasulullah Saw pun tidak pernah mengajarkannya pada kita bukan?? Mungkin yang melakukan ngerasa bahwa upacara/ritual yang dilakukan itu bener, lha kan ada pembacaan ayat Qur’an,; Yasinan semisalnya. Itu kan islami. Hmmm, Padahal semua ibadah yang tidak dituntunkan/dicontohkan Rasulullah itu Bid’ah, sekalipun secara kasat mata terlihat ‘islami’. So, baiknya jika melakukan ibadah jangan hanya sekedar ikut-ikutan, cari tau apakah yang saya lakukan ini, ada tuntunan nya atau enggak?:)

“Tapi keluargaku nggak pernah ngajari aku tentang berislam yang bener (yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits), tau nya hanya islam ‘jawa’, gimana bisa mengetahui itu ada tuntunannya atau enggak?” itu bukan suatu alasan bagi kita, untuk tidak belajar islam secara kaffah bukan? :). Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya “Ngaji”. Menghadiri majelis-majelis taklim bisa memperluas ilmu kita lho, meski awal nya ngga mudeng, jika kita bersungguh-sungguh ingin menggali ilmu agama, insyaAllah Allah akan beri kita pemahaman. Niat dan Istiqomah! Kalau terlalu sibuk atau dengan alasan nggak ada temen ke majelis/kajian, bisa juga mendengarkan kajian/tausyah dari Radio Dakwah. Tapi perlu di ingat, bahwa nggak semua isi kajian yang disampaikan berdasarkan sumber yang “benar” juga. Bila ragu, bisa ditanyakan dengan Ustad yang menyampaikan dari mana sumbernya; jika jelas memang dari Al-Qur’an dan Sunnah, baru dah kita catat dan amalkan.;)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments