Ada Air Mata Tertahan

"Apabila datang kepadamu seorang laki-laki datang untuk meminang, yang engkau ridho terhadap agama dan akhlaqnya maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau lakukan maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerusakan yang merata di muka bumi." (HR Tarmidzi dan Ahmad)

***

Saya tidak tahu apakah ini merupakan hukum sejarah yang digariskan oleh Allah. Ketika orang mempersulit apa yang dimudahkan Allah, mereka akhirnya benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya. Mereka menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan syar'i dan akhirnya mereka mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat menginginkannya. Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada yang mau serius.

***

Kadangkala lingkaran ketakutan itu berlanjut. Bila di usia dua puluh tahunan menunda pernikahan karena takut dengan ekonominya yang belum mapan, di usia menjelang tiga puluh hingga sampai tiga puluh lima berubah lagi masalahnya. Laki-laki mengalami sindrom kemapanan (meski wanita juga banyak yang demikian, terutama mendekati usia 30). Mereka (laki-laki) menginginkan pendamping dengan kriteria yang sulit dipenuhi. Seperti hukum kategori, semakin banyak kriteria semakin sedikit yang masuk kategori. Begitu pula kriteria tentang jodoh, ketika menetapkan kriteria yang terlalu banyak maka akhirnya bahkan tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita. Sementara wanita yang sudah berusia sektar 35 tahun, masalah nya bukan kriteria tetapi soal apakah ada orang yang mau menikah dengannya. Ketika usia sudah 40-an, ketakutan kaum laki-laki sudah berbeda lagi, kecuali bagi mereka yang tetap terjaga hatinya. Jika sebelumnya banyak kriteria yang dipasang pada usia 40-an muncul ketakutan apakah dapat mendampingi isteri dengan baik. Lebih-lebih ketika usia beranjak 50 tahun, ada ketakutan lain yang mencekam. Yaitu kekhawatiran ketidakmampuan mencari nafkah sementara anak masih kecil. Atau ketika masalah nafkah tak merisaukan khawatir kematian lebih dahulu menjemput sementara anak-anak masih banyak perlu dinasehati. Apabila tak ada iman maka muncul keputusasaan.

***

“Karena tidak ada barometer yang mengukur tingkat kesiapan anda kecuali ALLAH SWT.” Wallahu ‘alam.

( M. Fauzil Adhim)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments