Bukan perhatian yg berlebih, Bukan telpon setiap waktu apalagi sering-sering bilang I Love You

Lagi-lagi ngomongin si cinta nih. Tapi untuk kali ini bukan cerita roman picisan kok, bukan yang mellow-mellow macam sinetron di tipi-tipi itu. Cinta memang tak terlepas dari kehidupan seharian kita. Ia akan menjadi warna indah yang melukis langit hati kita, apalagi jika cinta itu berujung dan disatukan dalam satu ikatan suci yang bernama pernikahan. Betapa bahagianya ya, seolah dimana-mana ada pelangi. Untuk seorang perempuan, jika waktu telah tiba, ada niat dan keinginan untuk menggenapkan separuh dien….disusul ada sesosok pemuda dambaannya datang, mengungakap dengan penuh cinta dan kasih…”Bersediakah kau berlayar mengarungi bahtera denganku? Bersama meraih syurga yang dijanjikan-Nya?” . Seketika semua bintang megkerling riang, bunga-bunga dihati bermekaran indah, dimana-mana berasa ada pelangi yang mengikuti, senyum manis tak terlepas dari wajahnya, dan semesta menari-nari untuknya.

Bahagiakah? Ya bahagia tentunya. Sekarang, ada yang memberi perhatian lebih, ada yang mengingatkan untuk sekedar makan, ada yang memberi support, ada yang mendoakan, ada sms-sms yang menemani dalam sepi atau telpon yang mengajak berbagi cerita. Sang perempuan ditengah bahagianya telah menemukan sosok yang insyaAllah akan menjadi imamnya, tapi akan ada setitik rasa ‘resah’. Ya, seorang wanita akan menunggu, menunggu kapan sang pemuda yang didambanya dan juga mencintainya, akan mendatangi orang tua dan memintanya secara resmi kepada beliau. Padahal sudah jelas kalau keduanya sama-sama telah menemukan suatu kecocokan, padahal sang pemuda telah ‘meminta’ dan mengutarakan rasa kepada si perempuan, sms tiap jam, telpon setiap hari, tapii…..Kenapa tak jua mengutarakan maksud dan niat sucinya kepada orang tua perempuan yang dicintainya??

Taukah wahai pemuda, seorang wanita tak menginginkan yang lebih untuk urusan seperti ini. Bukan perhatian yang berlebih, bukan telpon setiap waktu, bukan juga seringnya kau bilang I love you, Yo tea mo atau Aisheteruuu, bukan itu. Wanita lebih menginginkan sebuah kepastian, kejelasan dalam suatu hubungan. Jangan gantung ia dengan sekedar janji tanpa ada realita. Tapi, untuk menunjukkan keseriusan melangkah dalam ikatan pernikahan, segeralah datangi orangtua gadis yang kau dambakan dan kau cintai. Percayalah, itu akan lebih membahagiakan hati seorang perempuan dibandingkan dengan ucapan I love you atau Aishiteru. So, untuk teman-teman ku, mas-mas-ku, tunggu apalagi jika niat sudah ada, calon telah ditemukan, kecocokan keduanya telah tumbuh, segera datangi orang tuanya, minta dengan penuh tawadhu’. Nggak pengen kan, jika pujaan hati di duluin orang lantaran ‘kalah cepet’ dengan yang lebih gentle?

Untuk seorang wanita (untuk versi saya tentunya), kalau terlalu lama menunggu kepastian dari si dia, resah, takut jika nanti ada sosok lain yang lebih dulu sampai ke orang tua, kemudian memintanya, padahal hatinya sudah terlanjur condong bahkan terpaut kepada si dia. Cobalah pertanyakan dengan baik-baik kepada si dia (jangan takut dan merasa rendah, justru kalau tak jua ada kepastian, bukannya malah ‘gantung’ terus), kayak lirik lagu itu, “mau dibawa kemana, hubungan kita?”, tanyalah baik-baik apakah si dia benar-benar serius ingin menjadikan kita penyejuk jiwanya kelak? Kalau memang iya, buktikan keseriusan dengan mendatangi dan meminta kepada orang tua. Atau bisa kita bilang, “Kalau selalu mengulur waktu, dan tidak ada kepastian yang jelas, jika suatu hari ada orang lain yang datang ke rumahku dan memintaku, kau jangan menangis melepas kepergianku. Kau tau, yang aku inginkan adalah menikah…bukan menunggu!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

2 komentar:

Fajar nugroho mengatakan...

Bener Eff, cepet cepet segera segera biar lepas dari fitnah.

Anonim mengatakan...

uhuuuyy.. uhuk2.. hahaha.. sip2, krn itulah aku g wani sembarangan kak mengumbar janji. G mw terperosok dalam lubang yang sama :-)