Sebuah 'ketakutan'
kategori semangat | di 22.01.00
EgoiS....
kategori serba-serbi | di 12.46.00
Akhir-akhir ini, sepertinya ada yang kurang beres pada diri saya. Ketika sendiri mencoba merenung, bermuhasabah, Ada Apa Denganku?. Hobi banget saya, bertanya pada diri sendiri, bertanya pada hati. Daripada banyak tanya pada orang lain, di sangka suka gangguin atau cari-cari perhatian?Wew
Sedikit saya temukan jawaban, mm, lebih tepatnya pengakuan diri lah. -Egois!- Entah berapa juta kali mulut ini berkata pada orang lain, “Jangan egois dong!”. Tapi kenyataannya? Ternyata saya sendiri juga bnyak egoisnya. Dengan dalih ini-itu, mencari pembenaran bahwa saya yang paling berhak untuk dimengerti, untuk di......, untuk di.........!! Ya, saya juga banyak egoisnya, dengan sahabat, dengan orang yang baru saya kenal, dengan orang tua saya terkadang. Maafkan aku sobat, jika sikapku menjadi sering membingungkanmu. Sering ada dialog di hati saya, ”selama ini aku cukup mengalah dan mengerti, tapi dia/mereka sama sekali nggak mau peduli. Semua pada mikirin bahagianya masing-masing! Siapa yang Egois?! Ya Allah, saya hanya melihat dengan ’kacamata’ sendiri, tanpa melihat dan mengerti orang lain. Egoismu Fiiiii!
Bukan dengan ini saya akan membesar-besarkan ke-egoisan saya, insyaAllah enggak lah! Semoga bisa terkikis. Tanpa instropeksi, rasanya kita nggak bakalan tau, kesalahan yang sebenarnya ada di diri kita. Toh , jika ada yang mengingatkan, tapi masuk kuping kanan-keluar kuping kiri tanpa adanya kemauan pada diri, pada hati meluangkan waktu sejenak untuk bermuhasabah, sama aja! Merenung sama ngeliat bintang malem-malem juga oke tuh!hehe
Ya, saya menjadi tau bahwa penerimaan dan pemahaman yang baik itu mahal sekali harganya!
Ketika harus Sendiri
kategori semangat | di 12.36.00
Nggak biasanya nih, saya pergi-pergi pengin di temenin. Takut aja manjanya ngelonjak. Mungkin sebagian besar para wanita/cewe’ tidak akan mau pergi sendiri-an, baik mau heregistrasi di bank, beli buku, belanja perlengkapan kuliah, kebutuhan sehari-hari, jalan-jalan sampai beli baju. Ya secara, masak jalan-jalan kayak orang ilang si, sendirian nggak ada temen ngobrol, nggak ada temen yang membantu memastikan “ini cocok nggak buat aku?”. Tapi saya ’harus’ terbiasa pergi kemana-mana seorang diri, tanpa teman di samping saya. Mau beli buku, ngacir aja langsung ke toko buku. Beli perlengkapan apapun, saya terbiasa melakukanya sendirian, bahkan waktu saya mau beli kain di beteng sono....berjalan seorang diri, hikss! Dan parahnya lagi, ketika saya bayar Spp di bank yang antri nya kaya semut antri sembako, im alone. Satpam yang jaga nanya, ”mbak, pacarnya mana?? Kok sendirian?”!!whatttzzzzz? nggak ada pertanyaan yg lebih pantes apa??huhhhh! lha barengan saya waktu itu berpasang-pasangan, itu mungkin pertanyaan yg di benak si satpam.
Sahabat-sahabat saya tercinta, sebenernya selalu ada kok. Dan mereka biasanya marah, kalo tadi saya bilang dan cerita , ’saya pergi sendiri’. Sebenernya pengenlah pergi bareng-bareng kawan, rame, ceria, tapi saya nggak mau terlalu merepotkan mereka, dengan minta ditemenin atau minta di anterin. Sepanjang saya bisa melakukannya sendiri, kenapa enggak? Teringat kata orang tua saya, ”bukannya membiarkanmu begitu aja fi, bukannya bapak tega, tapi kamu harus membiasakan untuk mandiri, bahkan selepas SMA, kuliahpun kamu harus bisa melakukan apapun sendiri, tanpa di antar!!”
Ketika sakit, sepanjang saya masih bisa, pasti pergi ke dokter sendirian, asal di kasih uang dulu:p. Iya, kadang saya masih sangat kekanak-kanakan, kayak anak kecil menginginkan permen. Dan akhir-akhir ini, tumben pengen bangettt di temenin sahabat-sahabat saya tercinta. Kangeeen bangett sama kaliyan!
Untuk adekku tersayang, betz, tya, gayuh, chami, ukhti fina, rieva, de’ rof, dan fitria, berjuta terima kasih ya, menjadi yang paling sering aku repotin, ”say, bisa temenin aku nggak?” :). Luv u