My Hero.....Lelaki Pertama yang tulus Mencintaiku

Di tengah lelapnya tidur, di buai mimpi yang indah, saya terbangun mendengar gemericik suara air wudhu. Ah, pasti bapak. Saya mencari-cari hape, emm…baru juga jam 3 kurang. Ngantuukk, bentar lagi lah. Zzzzzzzzzzz,,,,,. Dan tidak usah di tanya, akhirnya bablas sampai subuh.hehe. Ketika saya bangun pun, bapak sudah nyaring ber-qiroah. Maluunyaa!!. Lelaki berbadan “ramping”, tinggi, berkulit semakin coklat karena terpanggang teriknya sinar matahari di sawah, setiap hari. Bapak adalah seorang petani tuleenn, pekerja keras yang tak kan pernah merasa lelah, demi kami. Kadang sehabis subuh saja, saya tak akan menjumpai beliau di rumah, karena ternyata sudah asik dengan sawah-sawah yang menanti untuk di olah, asik dengan padi yang butuh pupuk, asyik dengan cabe, jagung atau tomat yang ingin di airi. Pulang hanya untuk sholat, makan, kemudian balik lagi tanpa istirahat terkadang. Saya tau, pasti beliau juga sangat letih, tapi demi kami, demi sekolah kami, apapun akan beliau usahakan, tak peduli terik matahari membakar kulitnya. Siapapun tetangga saya, sudah hafal dan kenal betul, bapak saya adalah seorang pekerja keras. Mm, tapi kok gag menurun ke anaknya yang satu ini yaa??

Jika suatu kali ada pertanyaan, Siapa pahlawanmu?? Dengan mantap saya akan menjawab, ”Bapak saya”. Malah lebih dari seorang ’hero’ buat saya pribadi. Beliau memang tidak berpendidikan tinggi, hanya tamatan SMP dulu. Tapi....soal ngaji, disiplin, tanggung jawab? 4 thumb up for my hero. Beliau yang selalu mengajari kami, ngaji, ngibadah, pergaulan, gag boleh pacaran, dan semuanyaaaaaaaaaaaaa. Beliau yang ngajarin, untuk bersyukur dalam kehidupan kami yang sederhana, ”Kita tu orang tani, nggak usah pengin temen2mu yang punya apa-apa dan ngga usah aneh2!! makan ngga kurang, kamu bisa kuliah, harusnya bersyukur!hikssss,,Babeee!!

Di tengah kesibukannya mengurus si sawah, mengurus kelompok taninya, ngurus masalah-masalah di desa kecil ini, tapi hablum-minallah nya, tak ada yang terkurangii. Nggak seperti saya, pulang kuliah sudah magrib, dengan alasan capek sebagai senjata saya untuk segera tidurr, dan qiro’ah kan bisa nanti malam. Hufth.. padahal saya tau, bapak lebih lelah daripada saya, pasti.

Belum lama ini, My Hero harus di opname di rumah sakit. Saya menebak, pasti beliau terlalu kecapekan. Melihat beliau terlelap di ranjang putih itu, tak kuasa saya menahan airmata ini. Guratan-guratan yang terlihat jelas, wajah yang begitu keras, tegas namun sangat penyayang. Ya, beliau sangattt keras, keras dalam segala hal mungkin.. Jujur, kadang saya ngeyelan gag boleh ini-itu, ngambek gag dikasih ijin keluar rumah, kadang saya langsung nangis kalo dimarahin. Namun, saya yakinnn, beliau melakukannya karena begitu sayang kepada anaknya, apalagi saya ini anak putri, si bungsu pulak. Pernah suatu kali, beliau sedang berpuasa. Kebetulan hari itu saya pulang terlalu larut, dan nggak sempat memberitau rumah. Dan bodohnya saya juga gag menyadari. Bahwa di rumah, seorang ayah duduk di luar, gerimis, dengan gelisah menanti putrinya yang semalam itu tak kunjung pulang. Beliau nggak mau makan sebelum saya sampai rumah, kata ibu saya. Ya Allah, ampuni aku. Saya bener-bener baru nyadar, marah dan kerasnya beliau adalah karena sayangnya pada kami. Yakinilah itu kawan, mungkin terkadang banyak yang nggak sependapat dengan nasehat dan prinsip orang tua, terlalu mengekang, bahkan terlalu keras, di balik itu, sebenernya adalah ungkapan rasa cinta dan sayang dari beliau yang begitu tulus.....untuk kita, buah hatinya. Dan saya juga tau, Lelaki pertama yang mencintai saya dengan tulus adalah……Bapak!!

***

( Nulis ini ketika orang tua saya tanya, ”kapan lulusmu?”,,duh pengen cepet lulus, dapet kerja, agar beliau berdua dapat mencapai ‘harapannya’). Semoga Engkau selalu melimpahkan kebaikan dan kesehatan untuk keduanya ya Rabb.

*Untuk bapak yang ngga pernah menggeluh tentang betapa” hambarnya” masakan saya!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

3 komentar:

Rofiq Tropica mengatakan...

gendukkk suka ma tulisan mbak... ;D

Adi Wirawan mengatakan...

ikut nimbrung, ada juga posting teman-teman jogjaje... http://jogjaje.net/beta/index.php/coretan/untuk-ayah,

all the best for our father

Anonim mengatakan...

bapak sampun sehat kak? :)