Black Memories

Setiap insan mungkin memiliki ‘black memories’ yang sering kita menyebutnya dengan masa lalu yang gelap. ( awalnya tak kasih judul blacklist, dipaksa-paksa nyambung, g nyambung juga,hehe. So, pake istilah black memories aja deh, semoga nyambung ). Sisi gelap dari masa lalu yang terkadang banyak orang masih mengungkitnya bahkan membeberkan kepada yang lain tanpa tabayyun terlebih dahulu, meskipun sudah ‘taubat’ dan berusaha memperbaikinya, untuk bisa lebih baik dari yang lalu. Mengapa banyak orang yang hanya melihat, saat ‘jatuhnya’ saja? Kenapa kita nggak melihat pada saat ia mencoba ‘tertatih untuk bangun’, saat ia berjalan perlahan menjemput hidayah-Nya, saat senyuman menghiasi tangis antara bahagia meninggalkan maksiat dan derai airmata karena perangkap syetan pernah menjeratnya. Apakah kita yang merasa lurus-lurus saja, dan nggak pernah punya ‘black memories’ akan menganggap kita lah yang lebih baik dari dia yang punya masa lalu yang buruk? Merasa kita lah yang lebih mulia di sisi-Nya? Belum tentu, kawan. Seandainya, kita masuk dalam ‘jurang dan perangkap syetan’ yang sama, apa kita tau, apakah kita yakin, akan bisa kembali lagi ke jalan-Nya?. Kalaupun kita pernah tertipu syaitan di masa lalu, maka kehinaan kedua adalah berputus asa dari rahmat-Nya. Na’udzu billahi min dzalik.

Agama kita mengetahui kelemahan makhluq bernama manusia yang terkadang jatuh tersungkur ke lembah kekejian karena tarikan jasad, kadang tersulut oleh gejolak daging dan darah sehingga mengumbar syahwat seperti binatang, atau kadang terdorong oleh naluri, hawa nafsu, ambisi, dan berbagai keinginan untuk melanggar perintah Allah (Sayyid Quthb). Islam tau kelemahan manusia ini sehingga tidak pernah memperlakukannya dengan kasar dan tidak segera mengusirnya dari rahmat Allah ketika ia menzalimi dirinya, bahkan ketika melakukan kekejian atau maksiat. Tapi cukuplah bagi manusia bahwa cahaya keimanan masih ada dalam jiwa dan belum padam, bahwa embun keimanan masih basah dan belum kering, bahwa ia mengetahui dirinya adalah hamba yang penuh dosa, bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Pengampun.

Saat tersadar adalah saat paling nikmat untuk menyadari betapa besar kasih sayang Allah. betapa mahal harga taubat yang akan menghapus segala kesalahan. Bukankah tercela membuka aib yang Allah telah menutupnya, bahkan meskipun itu tentang diri sendiri. Jika taubat telah menghiasi hidup seseorang, mengapa kita terkadang mengungkit ‘lara’ yang Allah telah menghapus dosanya??

Teringat sebuah kisah, tentang seorang ikhwan yang hampir menjalani proses dengan seorang akhwat. Sebut saja namanya Nadia dan Fauzan. Tetapi, setelah beberapa bulan bahkan dalam hitungan tahun, tak ada kabar dari sang ikhwan. Nadia tak di beri penjelasan apapun, kenapa proses itu tak berlanjut, padahal Fauzan sudah mendatangi rumahnya dan orang tua nya pun sudah tau, dan bahagia karena puterinya sudah ada yang meminta. Namun, akhirnya Nadia tau, bahwa Fauzan telah mengetahui blacklist nya dan black memories nya, karena mendapat informasi dari salah seorang temannya, tentang masalalu Nadia. Dan kemudian ia pergi tanpa pesan (Jikustik kaleee ;p), tanpa tabayyun terlebih dulu ke Nadia ataupun orangtua nya. Tak hanya itu, Nadia pun kini juga tau, kalau laki-laki yang pernah mendatangi rumahnya, kini tengah menjalani proses dengan sahabatnya sendiri. Waaah, kalau nanti hadir di walimahannya gimana yaaa?? hehe. Yaah, Nadia memang pernah mempunyai blacklist ataupun black memories. Tapi sekarang, dia telah berproses menjadi seorang muslimah yang taat, menyadari akan dosa n khilafnya di masa lalu, dan ingin memperbaiki semuanya. Lantas, apa kita pantas dan berhak men-judge dia adalah bukan wanita baik-baik lantaran masa lalunya. Padahal kita pun juga tidak tau, seandainya Allah telah menghapus dosa-dosanya. Belum tentu yang terlihat lurus-lurus saja, akan lebih mulia di sisi-Nya. Wallahu’alam.

***

“ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri

sebagai seburuk-buruk makhluq

dalam pandangan manusia sebagai yang tengah-tengah

dan dalam pandangan-Mu sebagai yang paling mulia..”

(Doa Abu Bakr)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

3 komentar:

genduk mengatakan...

ehemm,,,,ehemmm
sabar,,sabarrr
Nadia sabar yah..
untung ra aku..wkwkk

AndiDzar mengatakan...

hm.....processor q susah bgt loadingny nih buat ksh komen :D

Setiap mansia pasti mpunyai aib yg brusaha utk d simpannya. kita dipuji oleh org2 spt saat ini krn Allah msh menutupi aib kita itu (kta Aa Gym)

Sy g brani utk menyalahkn salah satu pihak krn ga tau mslhny sbsar apa.Tp sy jg stuju dgn pendapat fi utk melakuak tabayyun.

Efi Antares mengatakan...

2 genduk = walah,, ni anakkk!!
semua bisa di ambil hikamh,, utk lebih jelas,,bsk tak kuliah i nduk ;p

2 kang andi = banyak virus di surabaya po kang?;p
nuwun dah mampir. ini bukan ipah kok!! heheh
yuph....ya begitulah!!