Bid'ah ?? Enggak ahh! Ngaji yuuuk?? ayyuukkk

Beberapa saat yang lalu, sahabat saya sedari kecil tiba-tiba Sms. Kebetulan ia sudah menikah dan sekarang sedang menanti kelahiran anak pertamanya. Ba’da magrib usai qiro’ah, tumben ni anak sms. Kurang lebih sms nya seperti ini, “Fi, mau nanya, sekarang lagi ada gerhana to? Ni aku di oyak-oyak sama simbah, di suruh mandi keramas (karena ada gerhana itu), lha mau sore aku udah mandi, piye jal?? Kalau aku bener2 mandi kramas, apa dosa??”

“Ketahuilah, sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, kedua-duanya itu tidak gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena kelahiran seseorang. Karena itu apabila kalian melihat gerhana, hendaknya kalian berdoa kepada Allah dan shalatlah sehingga gerhana itu pulih kembali. [HR. Bukhari juz 2, hal.30]

Ketika itu juga langsung tak bales, “Ndak usah mbak, itu nggak ada tuntunannya (Bid’ah). Ngapain juga pake mandi kramas segala, lha wong sore tadi kan udah mandi to?!”. Tapi dia nya –pekewuh- sama simbahnya, lagian juga capek di omelin terus gara-gara nggak mau kramas!”Aku tak kramas n mandi, tapi ngga pake niat mandi gerhana bulan ya? Biar simbahku nggak ngomel2 terus.” Whuaaaa,,,aaa!! “Woiii, nggak usah sayang, bilang sama simbah baik2 ngga bisa po, dijelaskan?? Setelah tak coba, jelasin panjang lebar, finally ada sms masuk ; Yowes kalo gitu, ini aku nggak jadi mandi kramas og, terserahlah mau ‘di rasani’ tetangga atau di marahin sama mbah!” Kemarin juga dipaksa2 mitoni, terpasa nurut, besok di dawuhi sepasaran bayi juga, Gimana niy??”

Tradisi yang sangat sulit untuk di hilangkan. Ya, para orang tua yang begitu lekatnya dengan bid’ah, seperti upacara mitoni, sepasaran bayi, peringatan 100 hari orang meninggal, bancakan, bahkan sampe ritual mandi keramas bagi orang hamil ketika gerhana. Padahal acara/ritual seperti itu nggak ada tuntunannya dalam Al-Qur’an dan Hadits. Rasulullah Saw pun tidak pernah mengajarkannya pada kita bukan?? Mungkin yang melakukan ngerasa bahwa upacara/ritual yang dilakukan itu bener, lha kan ada pembacaan ayat Qur’an,; Yasinan semisalnya. Itu kan islami. Hmmm, Padahal semua ibadah yang tidak dituntunkan/dicontohkan Rasulullah itu Bid’ah, sekalipun secara kasat mata terlihat ‘islami’. So, baiknya jika melakukan ibadah jangan hanya sekedar ikut-ikutan, cari tau apakah yang saya lakukan ini, ada tuntunan nya atau enggak?:)

“Tapi keluargaku nggak pernah ngajari aku tentang berislam yang bener (yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits), tau nya hanya islam ‘jawa’, gimana bisa mengetahui itu ada tuntunannya atau enggak?” itu bukan suatu alasan bagi kita, untuk tidak belajar islam secara kaffah bukan? :). Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya “Ngaji”. Menghadiri majelis-majelis taklim bisa memperluas ilmu kita lho, meski awal nya ngga mudeng, jika kita bersungguh-sungguh ingin menggali ilmu agama, insyaAllah Allah akan beri kita pemahaman. Niat dan Istiqomah! Kalau terlalu sibuk atau dengan alasan nggak ada temen ke majelis/kajian, bisa juga mendengarkan kajian/tausyah dari Radio Dakwah. Tapi perlu di ingat, bahwa nggak semua isi kajian yang disampaikan berdasarkan sumber yang “benar” juga. Bila ragu, bisa ditanyakan dengan Ustad yang menyampaikan dari mana sumbernya; jika jelas memang dari Al-Qur’an dan Sunnah, baru dah kita catat dan amalkan.;)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

2 komentar:

Anonim mengatakan...

heehh, masih banyak bid'ah yg ada di masyarakat.. yg harusnya itu sunnah, di bilang extrem.. haduh2..

Fajar nugroho mengatakan...

Dakwah adalah seni berkomunikasi kepada orang lain. Tujuannya bukan untuk membenarka apa yang kita lakukan, tetapi menuju kebenaran.